Minggu, 31 Maret 2013

BRIKET, BUKAN "BOMB WAKTU" LPG

Pada Hari Sabtu lalu tanggal 16 Maret 2013, saya mendapatkan pengetahuan baru, tentang briket, dari mas Ridwan dan mas Yoga, Teknik Fisika UGM 2009. Saya akan menshare pengalaman baru tersebut.


Mungkin orang-orang masih bertanya apa itu briket. Orang lebih mengenalnya sebagai "arang" yang biasa dipakai untuk angkringan-angkringan jogja ataupun untuk membakar jagung, walaupun cara pemakaiannya sama dengan arang, briket tetaplah berbeda dengan arang biasanya. Briket adalah salah satu terapan energi terbarukan. Penasaran ? disini akan saya bahas cara kerja dan kegunaannya dan tentu saja cara membuatnya.

Sebelum masuk ke topik kita, yaitu Briket, saya akan jelaskan dulu tentang biomassa, karena briket adalah salah satu dari aplikasi penggunaan biomassa.

Biomassa merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar untuk produksi industrial.

Jenis-jenis Energi Biomassa :


Sekedar info dari mas Ridwan dan mas Yoga yang mendapatkan dari mencari literatur lain :
  • Total kontribusi sumber energi biomassa diperkirakan sebesar 36 % dari total kebutuhan energi indonesia dengan kondisi lebih dari 73% adalah untuk kebutuhan rumah tangga dan industri skala rumah tangga.
  • Transaksi energi biomassa di Indonesia (kayu bakar, arang dan briket biomassa) mencapai 2, 317 Juta Dollar AS per tahun.
  • Berdasarkan statistik energi indonesia (DESDM, 2003) disebutkan bahwa potensi energi biomassa di Indonesia cukup besar, yaitu mencapai 434.008 GWh 
Melihat alasan-alasan diatas, maka TEPATLAH JIKA KITA MEMBUAT ENERGI ALTERNATIF SEPERTI BRIKET, yang merupakan salah satu biomassa yang mudah dipahami dan universal.

1.        Apa itu Briket ??
Briket adalah bahan bakar alternatif yang menyerupai arang tetapi terbuat/ tersusun dari bahan non kayu. Briket dibuat dengan proses karbonisasi ( pembakaran an-aerobik). Bisa digunakan untuk menggantikan minyak tanah karena hargany lebih murah dan mudah dibuat oleh masyarakat.
2.        Bahan Baku pembuatan briket
Bahan baku untuk membuat briket umumnya adalah bahan organic, misalnya sekam padi, serbuk gergaji, dll, karena semua bahan diatas mempunyai unsur karbon.
3.        Cara membuat briket
Berikut tahap-tahap membuat briket:
  •           Penjemuran

         Bahan baku di jemur untuk mengurangi kadar air di dalam bahan baku.
  •           Pirolisis

         Setelah bahan baku di jemur, dan siap diolah, bahan tersebut di pirolisis untuk mengurangi lagi kadar air, sehingga benar-benar sedikit kadar airnya. Alat pirolisis sendiri ada berbagai jenis baik yang menggunakan listrik maupun yang bukan listrik, Pirolisis memiliki elemen panas untuk memanaskan sehingga mengurangi kadar air didalam bahan.




  •           Pengayakan dan Penghancuran

         Setelah itu bahan di haluskan agar luas penampangnya besar, 

  •           Pencampuran Perekat

         Dicampur dengan bahan perekat seperti kanji, tanah liat, atau bahan lainnya.
         Berikut cara pembuatan perekat.


         Bahan perekat seperti kanji dicampur dengan air dengan perbandingan 1 : 1. Kemudian diaduk hingga  merata, dan kemudian dipanaskan sehingga benar-benar merata dan siap digunakan.
Kemudian perekat dicampurkan dengan bahan baku,
Tekniknya adalah:
1 kg bahan baku dicampur dengan perekat sebesar 10% dari bahan (100 gram)
  •           Pencetakan

         Setelah dicampur dengan perekat, arang briket kemudian dimampatkan di wadah tertentu dengan tekanan press 200 kg/cm2. Biasanya dicetak membentuk silinder seperti gambar dibawah ini.
  •           Pengeringan

         Setelah dicetak yang biasanya berbentuk silinder ataupun balok, arang briket kemudian dikeringkan, agar lebih memadat, dan juga mengurangi kadar air.

Sangat mudah kan, tidak perlu menggunakan teknologi yang mahal untuk membuatnya, dan semua golongan masyarakat dapat menggunakannya, terutama industri yang menghasilkan limbah seperti sekam padi, dll. sehingga bahan limbah tersebut dapat dimanfaatkan kembali sehingga menjadi energi alternatif terbarukan. Dan inilah saatnya untuk Memasyarakatkan Energi.


 Pengujian.
Arang tersebut belum tentu dalam kondisi sesuai yang diinginkan, maka kita perlu mengujinya. Untuk menentukan kualitas briket yang telah terbentuk bisa dilakukan dengan beberapa metode pengujian yang hasilnya akan dibandingkan dengan nilai dari proses pengujian dengan standar SNI (Standar Nasional Indonesia). Ada beberapa metode pengujian yang wajib untuk dipakai. Berikut cara pengujian kadar air yang dijelaskan oleh mas Ridwan
  •          Pengujian kadar air.


*) Semakin rendah kadar air dalam suatu briket semakin baik kualitas pembakaran briket tersebut
  •           Pengujian Kadar Volatile
              Kadar Volatile adalah kandungan bahan yang menguap selain bahan bakar karbon

  •          Pengujian kadar abu
              Kadar abu adalah kadar bahan yang tidak menguap

         

 presentase kadar abu : B akhir x 100%
                                    B awal

*) Semakin sedikit kadar abu yang ada, maka semakin baik kualitas pembakaran briket, (SNI: < 8%)

  •          Pengujian kadar karbon terikat

        Nilai ini bisa dihitung dengan rumus:
        Kadar karbon terikat = 100% - (K.Air-K.abu-K.Volatile

  •           Pengujian nilai kalor

         Banyak energy yang terkadnung di dalam bahan bakar





Setelah melakukan pengujian, maka briket benar-benar siap digunakan.

Sekarang ini sudah banyak yang mengembangkan kompor briket, bentuknya sama seperti kompor minyak tanah, hanya saja untuk tampungan bahan bakar dibuat berbeda.
Briket bisa menjadi alternatif pengganti LPG yang rawan meledak, karena briket tidak seberbahaya LPG.
Keuntungan briket antara lain, emisi yang dihasilkan oleh pembakaran briket jauh lebih rendah dibandingkan dengan gas maupun minyak tanah, kemudian lebih ekonomis dibandingkan bahan bakar lainnya, dan masih banyak keuntungan lain.

Gambar diatas merupakan salah satu gambar kompor briket


Demikian yang dapat saya share ke agan-agan sekalian, semoga ilmu ini dapat bermanfaat, dan untuk gerakan INDONESIA MANDIRI ENERGI !