Pada Hari Sabtu lalu tanggal 16 Maret 2013, saya
mendapatkan pengetahuan baru, tentang briket, dari mas Ridwan dan mas Yoga,
Teknik Fisika UGM 2009. Saya akan menshare pengalaman baru tersebut.
Mungkin orang-orang
masih bertanya apa itu briket. Orang lebih mengenalnya sebagai
"arang" yang biasa dipakai untuk angkringan-angkringan jogja ataupun
untuk membakar jagung, walaupun cara pemakaiannya sama dengan arang, briket
tetaplah berbeda dengan arang biasanya. Briket adalah salah satu terapan energi
terbarukan. Penasaran ? disini akan saya bahas cara kerja dan kegunaannya dan tentu saja cara membuatnya.
Sebelum masuk ke topik
kita, yaitu Briket, saya akan jelaskan dulu tentang biomassa, karena briket
adalah salah satu dari aplikasi penggunaan biomassa.
Biomassa merujuk pada
bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber
bahan bakar untuk produksi industrial.
Jenis-jenis Energi
Biomassa :
Sekedar info dari mas
Ridwan dan mas Yoga yang mendapatkan dari mencari literatur lain :
- Total kontribusi sumber energi biomassa diperkirakan
sebesar 36 % dari total kebutuhan energi indonesia dengan kondisi lebih
dari 73% adalah untuk kebutuhan rumah tangga dan industri skala rumah
tangga.
- Transaksi energi biomassa di Indonesia (kayu bakar,
arang dan briket biomassa) mencapai 2, 317 Juta Dollar AS per tahun.
- Berdasarkan statistik energi indonesia (DESDM, 2003)
disebutkan bahwa potensi energi biomassa di Indonesia cukup besar,
yaitu mencapai 434.008 GWh
Melihat alasan-alasan diatas, maka
TEPATLAH JIKA KITA MEMBUAT ENERGI ALTERNATIF SEPERTI BRIKET, yang merupakan
salah satu biomassa yang mudah dipahami dan universal.
1. Apa itu Briket ??
Briket adalah
bahan bakar alternatif yang menyerupai arang tetapi terbuat/ tersusun dari
bahan non kayu. Briket dibuat dengan proses karbonisasi ( pembakaran an-aerobik). Bisa digunakan untuk menggantikan minyak tanah karena hargany lebih murah dan mudah dibuat oleh masyarakat.
2.
Bahan
Baku pembuatan briket
Bahan baku untuk membuat
briket umumnya adalah bahan organic, misalnya sekam padi, serbuk gergaji, dll,
karena semua bahan diatas mempunyai unsur karbon.
3.
Cara
membuat briket
Berikut tahap-tahap
membuat briket:
- Penjemuran
Bahan
baku di jemur untuk mengurangi kadar air di dalam bahan baku.
- Pirolisis
Setelah
bahan baku di jemur, dan siap diolah, bahan tersebut di pirolisis untuk mengurangi
lagi kadar air, sehingga benar-benar sedikit kadar airnya. Alat pirolisis sendiri ada berbagai jenis baik yang menggunakan listrik maupun yang bukan listrik, Pirolisis memiliki elemen panas untuk memanaskan sehingga mengurangi kadar air didalam bahan.
- Pengayakan dan Penghancuran
Setelah
itu bahan di haluskan agar luas penampangnya besar,
- Pencampuran Perekat
Dicampur
dengan bahan perekat seperti kanji, tanah liat, atau bahan lainnya.
Berikut cara pembuatan perekat.
Bahan
perekat seperti kanji dicampur dengan air dengan perbandingan 1 : 1. Kemudian
diaduk hingga merata, dan kemudian dipanaskan sehingga benar-benar merata dan
siap digunakan.
Kemudian
perekat dicampurkan dengan bahan baku,
Tekniknya
adalah:
1 kg
bahan baku dicampur dengan perekat sebesar 10% dari bahan (100 gram)
- Pencetakan
Setelah
dicampur dengan perekat, arang briket kemudian dimampatkan di wadah tertentu
dengan tekanan press 200 kg/cm2. Biasanya dicetak membentuk silinder seperti gambar dibawah ini.
- Pengeringan
Setelah dicetak yang biasanya berbentuk silinder ataupun balok, arang briket kemudian dikeringkan, agar lebih memadat, dan juga mengurangi kadar air.
Sangat mudah kan, tidak perlu menggunakan teknologi yang mahal untuk membuatnya, dan semua golongan masyarakat dapat menggunakannya, terutama industri yang menghasilkan limbah seperti sekam padi, dll. sehingga bahan limbah tersebut dapat dimanfaatkan kembali sehingga menjadi energi alternatif terbarukan. Dan inilah saatnya untuk Memasyarakatkan Energi.
Pengujian.
Arang tersebut belum tentu dalam
kondisi sesuai yang diinginkan, maka kita perlu mengujinya. Untuk menentukan kualitas briket yang telah terbentuk bisa dilakukan dengan beberapa metode pengujian yang hasilnya akan dibandingkan dengan nilai dari proses pengujian dengan standar SNI (Standar Nasional Indonesia). Ada beberapa metode pengujian yang wajib
untuk dipakai. Berikut cara pengujian kadar air yang dijelaskan oleh mas Ridwan
- Pengujian kadar air.
*) Semakin rendah kadar air dalam suatu briket semakin baik kualitas pembakaran briket tersebut
- Pengujian Kadar Volatile
- Pengujian kadar abu
presentase kadar abu : B akhir x 100%
B awal
*) Semakin
sedikit kadar abu yang ada, maka semakin baik kualitas pembakaran briket, (SNI:
< 8%)
- Pengujian kadar karbon terikat
Nilai ini bisa dihitung dengan rumus:
Kadar karbon terikat = 100% -
(K.Air-K.abu-K.Volatile)
- Pengujian nilai kalor
Banyak energy yang terkadnung di dalam bahan bakar
Setelah melakukan pengujian, maka briket benar-benar siap digunakan.
Sekarang ini sudah banyak yang mengembangkan kompor briket, bentuknya sama seperti kompor minyak tanah, hanya saja untuk tampungan bahan bakar dibuat berbeda.
Briket bisa menjadi alternatif pengganti LPG yang rawan meledak, karena briket tidak seberbahaya LPG.
Keuntungan briket antara lain, emisi yang dihasilkan oleh pembakaran briket jauh lebih rendah dibandingkan dengan gas maupun minyak tanah, kemudian lebih ekonomis dibandingkan bahan bakar lainnya, dan masih banyak keuntungan lain.
Gambar diatas merupakan salah satu gambar kompor briket
Demikian yang dapat saya share ke agan-agan sekalian, semoga ilmu ini dapat bermanfaat, dan untuk gerakan INDONESIA MANDIRI ENERGI !